Jumat, 17 Januari 2025

TKJ SMK PGRI 3 RANDUDONGKAL

 

Buka Peluang Lanjut Kuliah, SMK PGRI 3 Randudongkal Kunjungi Teknik Informatika ITN Malang

Wakil Rektor 3 ITN Malang Dr. Hardianto, ST., MT., menyambut kunjungan SMK PGRI 3 Randudongkal di Ruang Amphi lt 3 Gedung Elektro Kampus 2 ITN Malang, Selasa (16/5/2023). (Foto: Mita/Humas ITN Malang)


Malang, ITN.AC.ID – Prodi Teknik Informatika S-1, Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang mendapat kunjungan dari 166 siswa SMK PGRI 3 Randudongkal, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Siswa kelas 10 Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) ini didampingi oleh enam guru pendamping. Rombongan SMK PGRI 3 Randudongkal disambut langsung oleh Wakil Rektor 3 ITN Malang Dr. Hardianto, ST., MT., dan Wakil Dekan 3 Fakultas Teknologi Industri (FTI) Drs. Sumanto, M.Si, di Ruang Amphi Lt 3 Gedung Elektro, Kampus 2 ITN Malang, Selasa (16/5/2023).

WR 3 ITN Malang Dr. Hardianto, ST., MT., menyambut kedatangan rombongan SMK PGRI 3 Randudongkal dan memberikan informasi seputar kampus. Menurutnya, siswa SMK sangat cocok melanjutkan kuliah ke jurusan teknik. Pasalnya jurusan yang ada di SMK sangat linier dengan jurusan di ITN Malang. Namun, bagi jurusan umum tetap bisa masuk, dan kuliah ITN Malang.

“ITN Malang terkenal dengan kampus teknik namun (yang kuliah) boleh tidak linier. Jurusan IPA, bahasa, boleh masuk ITN Malang. Nanti ada materi matrikulasi, ada penyegaran saat kuliah di semester awal,” kata Hardianto.

Rasa terima kasih mendalam atas sambutan civitas academica ITN Malang diungkapkan oleh Kepala Prodi TKJ SMK PGRI 3 Randudongkal Muhammad Yusuf, S.Kom. Ia mengatakan, SMK PGRI 3 Randudongkal setiap tahunnya mengadakan kunjungan industri ke perusahaan atau perguruan tinggi. Tujuannya untuk memberikan gambaran nyata kepada siswa terhadap dunia industri maupun perguruan tinggi.

Baca juga : 300 Siswa SMK Unggulan NU Mojoagung Kunjungi Kampus 2 ITN Malang

“Kunjungan merupakan proker tahunan sekolah yang wajib diikuti oleh siswa kelas 10 sebelum mereka melaksanakan praktek kerja lapangan. Kalau ke perguruan tinggi mereka akan bisa mengenal kampus, dan dosen. Karena setiap hari yang mereka temui adalah guru. Dengan kunjungan tersebut diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan para siswa,” ujar Yusuf.

Menurut Yusuf, selama ini SMK mempersiapkan murid-muridnya untuk bisa terjun langsung ke dunia kerja. Namun, kerja sambil kuliah juga bisa. Tidak menutup kemungkinan siswa SMK kedepannya melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi. Untuk itu, kunjungan kali ini dimanfaatkan oleh SMK PGRI 3 Randudongkal untuk melakukan kerjasama dengan ITN Malang, khususnya dengan Prodi Teknik Informatika S-1.

Siswa kelas 10 Prodi TKJ SMK PGRI 3 Randudongkal saat mengunjungi Lab Mobile Programing Teknik Informatika ITN Malang. (Foto: Mita/Humas ITN Malang)

“Menjalin kerjasama, mungkin dalam hal peningkatan soft skill dari guru teknik komputer dan jaringan. Siswa juga bisa PKL di ITN Malang, dan lain sebagainya,” katanya.

Pada momentum tersebut juga dilakukan penandatanganan perjanjian kerja sama antara Kaprodi Teknik Informatika S-1, ITN Malang Suryo Adi Wibowo, S.T., M.T dengan Kaprodi Teknik Komputer dan Jaringan SMK PGRI 3 Randudongkal Muhammad Yusuf, S.Kom. Perlu diketahui untuk nota kesepahaman bersama (NKB) antara ITN Malang dengan SMK PGRI 3 Randudongkal telah dilaksanakan secara desk to desk antara Rektor ITN Malang Awan Uji Krismanto, S.T., M.T., Ph.D, dan Kepala Sekolah SMK PGRI 3 Randudongkal Azwar Annas, S.Pd.,M.Pd.

Suryo Adi Wibowo, S.T., M.T menyampaikan, perjanjian kerja sama tersebut terkait dengan penerimaan mahasiswa baru, peningkatan SDM dan kelembagaan, serta pengembangan IPTEKS melalui kolaborasi pendidikan, penelitian dan abdimas. “Kerjasamanya nanti bisa dalam bentuk siswa magang di ITN Malang, atau mahasiswa informatika bisa menjadikan SMK sebagai tempat studi kasus untuk penelitian dan skripsi,” jelas Adi akrab disapa.

Harapan Adi, meskipun lulusan SMK bisa langsung bekerja, namun pendidikan ke jenjang lebih tinggi juga penting dimiliki untuk menentukan karir. Menurutnya, hampir semua perusahaan melakukan kebijakan outsourcing. Dimana dalam pelaksanaan di lapangan diutamakan pekerja yang masih muda.

Baca juga : Bertandang ke Teknik Informatika ITN Malang, SMKN 1 Kupang Ungkapkan Keinginan Kerjasama

“Perusahaan yang menerapkan outsourcing cenderung mengambil pekerja yang muda-muda untuk pelaksanaan di lapangan. Jadi, jika tidak bisa mengikuti jenjang karir lebih tinggi, bisa-bisa kontraknya diberhentikan. Inilah perlunya pendidikan tinggi,” tegasnya.

Sebagai pelengkap kunjungan, SMK PGRI 3 Randudongkal kemudian mengunjungi laboratorium teknik informatika. Seperti Lab Pemrograman Komputer, Lab Database dan Sistem Informasi, Lab Pengolahan Citra dan Multimedia, Lab Sistem Jaringan Komputer, Lab Robotika, dan Lab Mobile Programing. Dan kegiatan ditutup dengan berwisata ke Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) ITN Malang. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)

TKJ GRIGA

 





Salah satu bentuk,kepercayaan publik terhadap jurusan TKJ SMK PGRI 3 RANDUDONGKAL, dengan proses kbm yang sangat optimal,di tambah tenaga pengajar yang profesional alumni universitas terkemuka di indonesia,menjadikan peserta didik sangat siap mampu dan unggul menguasai konsentrasi keahlian yang telah di tentukan. Salah satu contoh nyata,yakni kunjungan universitas dian nuswantoro ke lab TKJ SMK PGRI 3 RANDUDONGKAL,dimana UDINUS melihat potensi besar dari sarpras dan siswa yang sedang fokus terhadap materi praktik yang diajarkan,udinus menilai dan bangga terhadap jurusan TKJ SMK PGRI 3 RANDUDONGKAL

Kamis, 18 Juli 2024

TUGAS SISTEM INFORMASI AKADEMIM

 Rancang bangun sistem informasi akademik,yang bertujuan untuk memudahkan bagian akademik dalam mengolah dan meyusun profile data nilai siswa,baik input olah maupun output










Selasa, 30 April 2024

Smart village

 

Menuju Smart Village, Apa Saja yang Dibutuhkan?

Smart village alias desa cerdas merupakan inisiasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (KDPDTT). Program ini adalah kerangka kerja membangun tanggung jawab, peran, serta akuntabilitas otoritas pengambil keputusan agar lebih efisien dan efektif, dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi.

Program desa cerdas bukan sekadar digitalisasi, tetapi juga berkaitan dengan infrastruktur, mobilitas warga, lingkungan, tata kelola Pemdes, kualitas hidup warga, ekonomi warga, serta inovasi dan keterampilan warga. Apa saja sebenarnya yang dibutuhkan untuk mewujudkan desa cerdas ke seluruh pelosok Negeri?

Apa Itu Smart Village ?











Smart village adalah program yang dilandasi oleh peningkatan tren penggunaan telekomunikasi (TIK) dan teknologi informasi. Program ini mengadopsi konsep smart city atau kota cerdas dan dibangun di atas desa yang mandiri, dengan aset dan kekuatan masyarakat pedesaan terkait.

Jadi, warga desa akan diberi bimbingan untuk bisa mengembangkan berbagai potensi dan peluang baru menggunakan pemanfaatan TIK, inovasi, teknologi digital, serta pemanfaatan ilmu yang jauh lebih baik.

Kemajuan teknologi nantinya akan dimanfaatkan untuk pengembangan layanan publik serta pembangunan kawasan, mulai transportasi, infrastruktur, teknologi komunikasi, irigasi, zonasi, drainase, hingga energi.

Desa cerdas juga bertujuan untuk mewujudkan kebutuhan demokratisasi di wilayah desa. Peran aktif warga dalam membangun desa akan meminimalkan kecenderungan terjadinya kekuasaan yang terpusat. Selain itu, sebagai stakeholder, warga bisa berperan secara maksimal untuk berpartisipasi dalam setiap proses yang terjadi dalam tata pemerintahan. 

4 Aspek Utama yang Wajib Dipenuhi 

Sebagai tahap awal membangun desa yang cerdas, ada beberapa aspek utama yang wajib dipenuhi dan dioptimalkan, antara lain:

  1. Pemanfaatan energi: misalnya, desa yang cerdas bisa menghasilkan energi listrik secara mandiri melalui pemanfaatan sumber daya lokal.
  2. Pengelolaan lingkungan: misalnya, sumber daya di desa cerdas mampu secara efisien menyediakan solusi teknologi pengelolaan dan pengolahan sumber mata air lokal menjadi air minum.
  3. Pemanfaatan teknologi di sektor pertanian: sebagai contoh, desa cerdas bisa menerapkan teknologi yang tepat guna untuk meningkatkan hasil panen dan menyediakan sistem pengairan sawah.
  4. Optimalisasi pelayanan publik: contohnya, desa yang cerdas mampu menyediakan sistem pelayanan dan sistem informasi yang baik dan mudah demi memenuhi setiap kebutuhan warga.

6 Pilar Membangun Smart Village 

Program desa cerdas sejatinya merupakan langkah penting dalam mewujudkan akselerasi pembangunan desa melalui peningkatan kesejahteraan, kecerdasan, serta keharmonian warga lokal. Namun, tentunya harus disesuaikan dengan potensi dan keunikan desa masing-masing. 

Secara umum, membangun desa yang cerdas dan berbasis teknologi ini membutuhkan enam pilar. Apa saja?

  1. Smart people (warga cerdas)
  2. Smart government (pemerintahan cerdas)
  3. Smart economic (ekonomi cerdas)
  4. Smart mobility (mobilitas cerdas)
  5. Smart environment (lingkungan cerdas)
  6. Smart living (pola hidup cerdas)

5 Kegiatan Utama Konsep Desa Cerdas

Smart village adalah salah satu upaya membangun Indonesia yang lebih mandiri. Pemerintah pun telah mencanangkan lima kegiatan utama yang mesti diwujudkan sesuai target, antara lain:

1. Duta Digital

Duta digital merupakan pendamping teknis yang bertugas mendampingi serta mengawasi semua kader digital desa yang telah ditunjuk oleh Pemdes. Dengan periode kerja 2 tahun dan mencakup sekitar 5 desa, peran utamanya adalah mendorong literasi digital, mengembangkan ruang digital, serta memfasilitasi warga desa dalam berinovasi sesuai potensi desa.

2. Jejaring Desa Cerdas

Kegiatan ini berkomitmen penuh pada pendekatan pemerintah secara nasional, bekerja sama dengan para pihak terkait. Tujuannya adalah untuk memanfaatkan teknologi secara maksimal menuju transformasi desa.

3. Peningkatan Kapasitas

Tujuannya adalah menciptakan Duta Digital profesional yang andal dalam menyiapkan masyarakat desa mampu secara cerdas, kreatif, inovatif, dan adaptif teknologi membangun potensi desa.

4. Ruang Komunitas Digital

Pengembangannya penting untuk menciptakan ruang lingkup pembelajaran yang inovatif dan efisien. Jadi, ruang komunitas digital ini disediakan untuk warga belajar, melakukan diskusi, berinovasi, dan berkolaborasi menggunakan model operasional berkelanjutan.

5. Monitoring dan Evaluasi

Pemantauan dan evaluasi akan dilakukan untuk mewujudkan Desa Mandiri melalui enam pilar desa cerdas di atas.

Sebagai informasi tambahan, program smart village dimulai sejak 2020 dan ditargetkan akan selesai pada 2024 dengan jumlah target 3.000 desa cerdas. Meski fokus pada digitalisasi dan mengandalkan internet of things (IoT), program ini tetap harus dikembangkan selaras budaya dan tradisi desa.



Minggu, 07 April 2024

Era society 5.0



 Oleh herodia m S.Kom







Kita hidup dalam zaman yang dinamis dan penuh dengan perubahan. Generasi kita, anak-anak muda masa kini, adalah saksi dari pergeseran besar dalam perkembangan teknologi dan cara kita hidup. Salah satu fenomena menarik yang patut kita perhatikan adalah era Society 5.0.

Society 5.0 adalah konsep yang lahir dari Jepang dan mencerminkan tahap evolusi masyarakat berdasarkan peran teknologi. Kita telah melalui beberapa era sebelumnya, seperti Society 1.0 yang berfokus pada pertanian, Society 2.0 yang ditandai oleh revolusi industri, Society 3.0 dengan internet, dan Society 4.0 yang mengintegrasikan kecerdasan buatan dan teknologi canggih. (18/9/2023)

Namun, apa yang membedakan Society 5.0 adalah fokusnya pada kemanusiaan. Ini adalah era dimana teknologi seperti kecerdasan buatan, Internet of Things, dan big data digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan menyelesaikan masalah sosial. Ini adalah perpaduan antara teknologi tinggi dan kepedulian terhadap nilai-nilai kemanusiaan.

Misalnya, dalam Society 5.0, kita bisa melihat penggunaan kecerdasan buatan dalam bidang kesehatan. Robot medis yang dilengkapi dengan AI dapat membantu dalam prosedur bedah yang rumit, meningkatkan akurasi dan mengurangi risiko. Teknologi ini bukan hanya soal efisiensi, tetapi juga tentang menyelamatkan nyawa dan meningkatkan kualitas hidup.

Selain itu, Society 5.0 juga menekankan pada konsep “smart city”. Kota-kota cerdas ini menggunakan teknologi untuk mengelola sumber daya dengan lebih efisien, mengurangi emisi karbon, dan memberikan layanan publik yang lebih baik.

Secara lebih mendalam, Society 5.0 adalah tentang mengintegrasikan teknologi ke dalam kehidupan kita dengan cara yang lebih cerdas, manusiawi, dan berkelanjutan. Inilah beberapa aspek penting yang membedakan era ini:

Koneksi Tanpa Batas: Internet of Things (IoT) adalah inti dari Society 5.0. Ini mengacu pada jaringan perangkat dan objek yang saling terhubung dan dapat berkomunikasi dengan cerdas. Contohnya, rumah pintar yang dapat mengatur suhu, cahaya, dan keamanan dengan sendirinya berdasarkan preferensi dan kondisi kita.

Kecerdasan Buatan (AI): Teknologi AI digunakan untuk memahami data besar yang dihasilkan oleh IoT. Dalam konteks kesehatan, AI dapat menganalisis data medis pasien dan memberikan diagnosis yang lebih akurat dan cepat.

Industri 4.0: Society 5.0 juga mencakup konsep Industri 4.0, yang mengacu pada transformasi revolusi industri melalui otomatisasi, digitalisasi, dan integrasi data. Ini mengarah pada efisiensi yang lebih besar dalam produksi dan penggunaan sumber daya.

Kota Cerdas: Penerapan teknologi dalam pengelolaan perkotaan adalah salah satu fokus utama. Ini termasuk manajemen lalu lintas yang cerdas, penggunaan energi yang efisien, dan infrastruktur yang lebih berkelanjutan.

Masyarakat yang Terlibat: Society 5.0 mengharapkan partisipasi aktif masyarakat. Kita tidak hanya menjadi konsumen teknologi, tetapi juga berkontribusi dalam pengembangan solusi untuk masalah sosial melalui teknologi.

Meningkatkan Kualitas Hidup: Pada akhirnya, semua ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup kita. Contohnya, dalam pendidikan, teknologi dapat digunakan untuk memberikan akses ke pendidikan berkualitas bagi semua, tanpa memandang lokasi geografis atau latar belakang ekonomi.

Society 5.0 adalah gambaran masa depan di mana teknologi digunakan untuk memberikan solusi bagi masalah sosial, meningkatkan kualitas hidup kita, dan membawa dampak positif pada masyarakat secara keseluruhan. Bagi generasi muda, ini adalah tantangan dan peluang untuk berperan aktif dalam mengarahkan perjalanan masa depan ini.

Rabu, 27 Maret 2024

E-bisnis & E commerce (sub materi dpk proses bisnis)

 Kelas X (TKJ 1,2 dan 3)


E-Business vs E-Commerce: Pentingnya Perbedaan dalam Bisnis

Seiring dengan meningkatnya teknologi dan gadget yang membuat maraknya belanja online, istilah e-business and e-commerce menjadi populer. 

Semua ini tidak terlepas dari peran perusahaan startup yang berhasil mengembangkan platform e-commerce sehingga memudahkan pedagang da







n pembeli beraktivitas. 



Perbedaan E-Business and E-Commerce 

Banyak orang yang mengira bahwa e-business and e-commerce adalah hal yang sama, padahal keduanya adalah bidang yang berbeda. 

E-commerce adalah wadah yang digunakan oleh penjual maupun pembeli dapat bertransaksi online secara daring tanpa harus bertemu muka. Namun sekarang tidak hanya kegiatan jual beli saja yang dapat dilakukan melalui internet, melainkan juga berbagai bisnis yang berbasis internet. Kegiatan bisnis tersebutlah yang kemudian lebih populer dengan istilah e-business, sehingga kedua hal tersebut mempunyai pengertian yang berbeda. 

E-commerce sendiri merupakan segala jenis transaksi jual beli produk, jasa dan informasi yang dilakukan secara elektronik dengan bantuan jaringan internet. Karena dilakukan secara online maka dapat memangkas biaya transaksi yang diperlukan dan transaksi yang berlangsung dapat diintegrasikan sekaligus. Salah satu contohnya adalah pencatatan dan bukti transaksi yang dapat terintegrasi secara otomatis ketika transaksi terjadi. Sementara e-business adalah segala aktivitas bisnis via media internet sebagai medium komunikasi dan transaksi. Dapat dikatakan bahwa e-business ini memiliki unsur yang serupa dengan bisnis yang lain, hanya saja semua aktivitasnya dikerjakan dengan basis internet. Sebagaimana pernyataan dari Charles R.Rieger dari IBM, e-business menawarkan 5 keuntungan yang berkaitan dengan aspek efisiensi, efektivitas, jangkauan, struktur dan peluang. 

Dari pengertian dasar diatas dapat dilihat sekilas mengenai perbedaan e-business and e-commerce, namun agar lebih jelas simak uraian berikut: 

Cakupan 

Diketahui bahwa e-business mempunyai scope atau cakupan yang lebih luas jika dibandingkan dengan e-commerce. Diantaranya SDM, modal, segala proses pemasaran jasa dan produk serta resiko yang mungkin timbul setelah setelah pembelian barang maupun jasa. Sementara e-commerce hanya berkutat di seputar proses jual beli produk atau jasa melalui media situs website atau aplikasi pada smartphone. 

Lingkup e-business sendiri mempunyai peran edukasi kepada pelanggan sehingga mengetahui nilai guna sebuah produk ataupun jasa dari sebuah transaksi online. Ruang lingkup e-commerce sebatas media transaksi jual beli secara online saja, sehingga dapat dikatakan bahwa lingkup e-commerce bagian dari e-business E-commerce merupakan satu potongan kecil dari e-business yang memiliki fokus pada jual beli secara online. 

Sistem yang berlangsung pada e-business menyasar setiap bagian dari hulu hingga hilir sebuah bisnis secara menyeluruh. Sementara e-commerce lebih condong pada analisis performa jual beli yang diatur dalam periode tertentu.

 

Orientasi 

Orientasi E-commerce pada transaksi perolehan uang yang didalamnya terjadi pertukaran uang dan barang. Sementara itu orientasi dari e-business sendiri adalah kepentingan jangka panjang yang bersifat abstrak. Sebagai contoh adalah peraturan kerja, kepercayaan dan pelayanan terhadap konsumen, relasi antar mitra bisnis dll. 


Singkatnya aktivitas e-commerce adalah kegiatan yang menggunakan internet melalui platform web atau aplikasi saat melakukan transaksi bisnis. Dalam transaksi tersebut, penjual pembeli individu ataupun tingkat perusahaan dapat saling terhubung. Sementara pada e-business, terdapat proses bisnis secara digital yang meliputi berbagai lini dalam perusahaan. 


Tujuannya adalah memberikan keleluasaan lebih dalam proses berjalannya bisnis daripada sistem konvensional. 

Contoh

Berikut ini sejumlah contoh untuk lebih memahami e-business : E-mail Marketing, Sistem Online untuk Internal Perusahaan, Sistem Manajemen Konten, Sistem Online Manajemen SDM. Sedangkan, Contoh e-commerce yang paling mudah ditemukan adalah marketplace, seperti Tokopedia, Shopee, Lazada, Traveloka, dan sebagainya.


Diantaranya seperti keuangan, bidang SDM, logistik, dsb, Anda dapat mempelajari lebih dalam di Telkom University yang terkenal maju teknologinya. Sehingga Anda akan lebih paham mengenai e-business and e-commerce dengan lebih detail lagi. 

TKJ SMK PGRI 3 RANDUDONGKAL

  Buka Peluang Lanjut Kuliah, SMK PGRI 3 Randudongkal Kunjungi Teknik Informatika ITN Malang Home Berita Informatika Buka Peluang Lanjut Kul...